Sabtu, 14 Juni 2008

Di kamar ganti fitnes

Di kamar ganti fitnes
Seru juga ngikutin cerita-cerita di website ini. Terutama belakangan ini banyak banget cerita-cerita tentang gay. Aku yang tadinya ragu-ragu pengen tulis pengalamanku di sini akhirnya mencoba memberanikan diri. Sebetulnya banyak sekali pengalaman seksualku dengan sesama jenis. Tapi nyicil dulu aja kali yee.. Nanti satu per satu aku kirim pengalaman-pengalamanku di website ini. ***** Sebetulnya belum lama aku menjadi gay. Tepatnya baru sekitar dua tahunan. Dulu aku adalah pria normal biasa. Dengan bentuk tubuh yang cukup ideal (meski tidak atletis) aku mudah sekali bergaul dengan wanita. Apalagi dengan panjang penisku yang kalau lagi maksimal panjangnya bisa saingan sama botol Tekita. Gampang sekali bagiku untuk mengajak tidur teman-teman wanitaku. Sampai suatu ketika ada kejadian yang membuatku berubah haluan. Awalnya gara-gara chatting. Aku bertemu dengan seorang pria yang mengajakku untuk threesome dengan pacarnya. Aku sih nggak keberatan, toh aku juga cukup sering ikutan sex-party yang prianya lebih dari satu. Pria itu mengundangku ke rumahnya. Entah kenapa aku jadi begitu tolol mau saja mengikuti ajakan pria tersebut. Dan setiba di rumahnya, ternyata aku setengah ditipu. Kenapa aku katakan setengah ditipu, karena ternyata pacar pria tersebut seorang waria. Terus terang waktu itu untuk kabur saja aku tidak berani karena si pria tersebut berbadan besar dan tegap. Dan entah kenapa aku juga akhirnya mau saja ikut bergumul bersama mereka, meskipun saat itu mereka tidak sampai menyodomi aku. Satu hal yang aku heran, setelah kejadian itu aku merasa ketagihan. Aku betul-betul tak bisa melupakan jilatan, hisapan dan kocokan tangan pria dan pasangannya tersebut. Selama seminggu aku tidak bisa tidur tenang, hingga akhirnya aku memberanikan diri menelpon kembali pria tersebut dan aku katakan bahwa aku ingin mengulangi kembali peristiwa sebelumnya. Tentu saja pria tersebut menyambut gembira. Aku kembali diundang ke rumahnya, dan coba tebak! Aku disambut pria tersebut dan si waria pasangannya plus 3 orang pria temannya yang baru kukenal. Akhirnya pertemuan kedua dengan pria itu menjadi ajang sex-party kami. Dan disitulah pertama kalinya aku disodomi. Aku baru tahu bahwa ternyata ketika disodomi aku bisa mencapai orgasme dan mengeluarkan sperma. Sejak saat itu aku mulai mengurangi hubunganku dengan wanita dan beralih ke pria, hingga sekarang. Nah, kali ini aku akan cerita salah satu pengalamanku yang cukup menarik yang kualami di fitness center tempat dimana aku biasa melakukan latihan. Hari itu aku berlatih seperti biasa. Ngomong-ngomong aku berlatih hanya sekedar menjaga kebugaran, bukan untuk membentuk otot-otot seperti kebanyakan pria yang berlatih di situ. Aku merasa ada yang memperhatikanku ketika aku sedang asyik bermain sepeda statis. Ya, betul! Pria yang kekar yang sedang mengangkat dumbel di pojok situ sejak tadi memperhatikanku. Aku sekilas melirik, ganteng juga. Mungkin usianya sekitar tiga puluhan. Hampir sepuluh tahun lebih tua dari aku. Tapi tak lama aku melirik, aku pun kembali asyik bersepeda. Tiba-tiba pria tersebut sudah berada di sepeda statis yang ada di sebelahku. Aku sedikit terkejut. Pria tampan itu tersenyum padaku. Wajahnya rada-rada indo. Kulitnya coklat muda, ototnya mengingatkan aku pada aktor Arnold Schwarzenegger. Aku membalas tersenyum. "Baru ya?" sapanya setengah bertanya. "Nggak, udah hampir setahun. Cuma emang baru kali ini latihan jam segini. Biasanya sih sore atau malem." jawabku. "Wah teratur banget ya, pantes keliatan bugar.." pujinya. Aku tersenyum. "Ah.. bukannya lo yang lebih bugar, ototnya aja segede pepaya bangkok gitu.. hahaha.." aku menimpali pujiannya dengan bercanda. Dia juga tertawa. Kami pun jadi asyik mengobrol. Pria tersebut bernama Albert (bukan nama asli), salah seorang DJ di club yang cukup terkenal di Jakarta. Albert hampir setiap hari berlatih, malamnya baru nge-DJ. Dari obrolan kami langsung 'connect'. Setengah mengecilkan volume suara, kami mulai bercerita tentang pengalaman seksual kami. Obrolan itu yang mendorong Albert untuk 'mencicipi' batang pusakaku. "Di kamar ganti aja yuk.." usul Albert. Aku mengangguk setuju. Kami pun segera menuju ke kamar ganti. Dari mimiknya kulihat Albert betul-betul sudah mupeng. Di kamar ganti yang kebetulan sedang kosong (maklum baru jam 9-an pagi), kami mengambil tempat di toilet. Albert menutup jamban tersebut dan duduk di atasnya, sementara aku berdiri di hadapannya sehingga daerah pusatku tepat berada di depan wajah Albert. "Ooohh.. come on.." seru Albert menirukan aktor-aktor blue film. "Gila lo, kayak di bokep aja hihihi.." cetusku. Aku pun langsung melorotkan celana trainingku berikut celana dalamnya. Albert langsung tersentak melihat batang penisku yang masih lemas. "Oohh shit! Lo gak disunat ya man.." komentar Albert sambil mengelus-elus batang penisku. Aku mengangguk sambil tersenyum. Kubiarkan jemari Albert mengelus permukaan penis dan bulu-bulu jembut yang kucukur rapi. "Anjing lo.. lemesnya aja segini gimana konaknya.." seru Albert sambil mengelus-elus batang penisku. Perlahan-lahan aku mulai merasa enak, dan penisku pun mulai menegang. Albert mengocok dengan halus. Ujung kulit penisku yang menjuntai dijilat dan diemutnya. Aku pun keasyikan. Batang penisku semakin tegang. Sebelah tangan Albert memeluk pantatku dan sebelah lagi digunakan untuk menggenggam penisku yang kini telah tegang, meski belum maksimal. Albert masih asik memainkan ujung kulit penisku yang belum disunat. Seperti permen karet saja, kadang diemut, digigit pelan dan dijilat. Ahh.. betul-betul nikmat, Albert tau betul dimana titik-titik rangsangku, karena dia juga pria. Lidah Albert semakin liar menjilati batang penisku. Topi bajaku telah muncul dari balik kulit penisku. Dengan penun nafsu Albert mengulum kepala penisku sambil tangannya mengocok bagian batang. Pantatku mulai bergoyang-goyang seperti orang yang melakukan senggama. Kepala Albert juga mulai maju mundur memberi kenikmatan di penisku. Ahh.. semakin enak saja rasanya. Dengan rakus Albert menjelajahi seluruh penisku mulai dari kepala, batang, buah pelir, sampai selangkanganku dilahapnya dengan rakus. Kulihat penisku sampai basah dan licin. Kemudian Albert menjepit batang penisku dengan kedua telapak tangannya. Lantas pria gagah itu memilin-milin penisku. Ahh.. gila, enak sekali. Di tengah-tengah kenikmatan itu Albert melengkapinya dengan mengulum bagian depan penisku. Betul-betul mentok rasanya. Pinggangku sampai bergelinjangan menahan rasa nikmat. Kedua tanganku sampai memegangi kepala Albert yang cepak. Detik berikutnya Albert memasukkan seluruh penisku yang sudah mencapai maksimal itu ke dalam mulutnya yang hangat dan lembab. Sementara kedua tangannya mendekap pantatku erat-erat. Ahh.. nikmat sekali. Di dalam mulut, lidah Albert lincah kesana kemari memberi kenikmatan pada penisku. Kenikmatan demi kenikmatan terus mengaliri tubuhku, hingga pada suatu titik aku betul-betul merasa akan meledak. Penis dan pantatku mulai berdenyut. Hal itu dirasakan oleh Albert. "Terus Ric.. terus.. keluarin aja di mulut gue.." seru Albert. Aku pun membantu dengan memaju-mundurkan pantatku. Dan yang ditunggu pun tiba! Crot.. crot.. crot.. entah berapa kali semburan spermaku menyemprot di mulut Albert. Pria itu betul-betul menikmati. Dikulumnya spermaku, lantas ditelan. Sementara tubuhku agak melemas setelah melepas kenikmatan. Usai menelan ...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda